Sahabatku, Inilah suratku dari negeri tak bertuan
Sebenarnya telah sangat lama berita ini ingin ku kabarkan,
Tetapi seperti kau juga aku selalu terjaga
Setiap malam untuk menenangkan diri
Bahwa kuku panjang yang merobek-robek
Hikayat negeri kita keras mencengkeram bumi
Hingga kini mengalir air mata darah
Aku malu pada diriku
Sungguh telah membiarkan cerita luka
Terkubur dalam batinku tanpa menceritakan padamu
Tapi ku yakin kau telah banyak tahu
Tentang tanah dan airku yang kini berwarna merah
Dikarenakan tabir telah di buka
Tak ada yang harus ku sembunyikan
Ingin ku bertanya padamu tentang wajah kami
Apakah benar berwajah serigala
Hingga pemburu beradu cepat
Mengangkat senjata
Kalau benar katamu, apakah kami harus punah
Bersimbah darah, tolonglah aku
Jawab tanyaku, karena kamulah yang masih bisa ku ajak bicara
Sejak mereka memanglingkan muka.
- D. Kemalawati
Sebenarnya telah sangat lama berita ini ingin ku kabarkan,
Tetapi seperti kau juga aku selalu terjaga
Setiap malam untuk menenangkan diri
Bahwa kuku panjang yang merobek-robek
Hikayat negeri kita keras mencengkeram bumi
Hingga kini mengalir air mata darah
Aku malu pada diriku
Sungguh telah membiarkan cerita luka
Terkubur dalam batinku tanpa menceritakan padamu
Tapi ku yakin kau telah banyak tahu
Tentang tanah dan airku yang kini berwarna merah
Dikarenakan tabir telah di buka
Tak ada yang harus ku sembunyikan
Ingin ku bertanya padamu tentang wajah kami
Apakah benar berwajah serigala
Hingga pemburu beradu cepat
Mengangkat senjata
Kalau benar katamu, apakah kami harus punah
Bersimbah darah, tolonglah aku
Jawab tanyaku, karena kamulah yang masih bisa ku ajak bicara
Sejak mereka memanglingkan muka.
- D. Kemalawati
No comments:
Post a Comment