"Bumi, air, dan kekayaan yang terkandung didalamnya, dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat"
sudahkah itu terlaksana ????
Dihari bumi harusnya kami sebagai pelanggan dari perusahaan air yang memfaatkan sesuatu dari bumi untuk keuntungan mendapatkan pelayanan istimewa di hari itu, tapi.......
kemarin kami menerima selembaran dari Perusahaan air minum, selembaran yang berisi keterangan bahwa kami sudah nunggak air 5 bulan dan diharapkan untuk segera membayar. Kami memang sengaja tidak membayar selama itu karena airnya mati (tidak ada aliran air atau macet) ketempat kami. Dan biaya pembayarannya yang tertulis diselembaran itu menurut kami sangat tidak sesuai karena kami tidak memakai air dari PH itu selama 5 bulan terakhir..
hari ini, karena penasaran kenapa bisa biaya segitu sedangkan tidak pernah ada pemakaian air dari PH tersebut, kami memutuskan untuk mengecek dulu ke PH tersebut sebelum membayarnya.
Aku nanya ke pegawai di loket pembayaran :" bisa tolong di cek selembarannya ini ? kenapa bisa segini padahal kami ga pake airnya". si pegawai kayaknya shock, lalu dia nanya :" sudah cek barometernya ? di komputer kami tertulis 828 m3, kalau angka dibarometer lebih segitu berarti biaya pembayarannya betul segitu, kalau beda nanti di tanyakan saja ke ruang pembaca barometer".
well, karena tadi kami ga ngecek barometer terpaksa kami harus pulang dulu buat ngecek. Daripada salah lihat ya udah aku fotoin aja barometernya, dan ternyata jauh beda, di barometer tertera angka 806 m3. WOW.. its magic. beda. tanpa tunggu lama kami balik lagi ke PH tersebut, sampai disana disuruh ke ruang pembaca barometer. Setelah kami kasih nampak bahwa angka barometer nya beda si pegawai muda itu shock dan nampak pucat, entah karena ga ngerti atau takut si pegawai muda itu menunjukkan selembaran tersebut pada seniornya. cek cek n ricek.. n the result is...... NOTHING.
Ya. tidak ada solusi apa-apa, ekspektasi kami si pegawai senior bakal ngomong :" Maaf dek, mungkin sistem kami lagi error, mohon tunggu akan segera kami perbaiki". dan ternyata di luar dugaan dengan pede nya dia bilang "bayar aja dek, cuma segitupun !!!".
WHAAAAAAT ?????
aku langsung jawab :"masalah nya kami ga pernah pake air selama ini tapi kok bisa kena biaya nya?"
pegawai senior :" itu beban, itu beban, bayar aja sekarang, untuk 5 bulan ga mahal itu".
aku :"tapi pak aliran ke tampat kami mati..."
pegawai senior :" itu beban, itu beban, bayar aja sekarang, untuk 5 bulan ga mahal itu".
aku :"tapi pak aliran ke tampat kami mati..."
pegawai senior :" Ya. ya. nanti kami kasih tau juga kebagian yang bersangkutan, sekarang bayar aja".
OH NOOOOOOOOO kalian yang salah kok kami di suruh bayar.
dengan muka BeTe kami kembali ke loket, dan bayaaaaaar.... sejumlah Rp. 69.300
karena masih belum yakin kami cek lagi rekening pembayarannya, kalkulator pun dimainkan untuk menghitung semua biaya + beban tersebut. and you know kami bayar lebih. Sial.. nominal angka terakhir di bulatkan, padahal aku punya duet recehan.
belum puas sampai disitu, kami menuju ke ruang dimana tempat lapor kalau ada keluhan (lupa gue ruang apa namanya) dan laporanpun selesai, ga cukup itu aja kesempatan buat curcol.. kami cerita kejadiannya blablabla...
si pegawai bilang :" mau nya complain dulu dek ke ruang pembaca barometer, karena kalau uda bayar ga bisa complai lagi !"
dalam hati gue "lha.. tadi kan uda gue cerita panjang lebar".
adek gue nyahut :"uda kan tadi kesana, katanya suruh bayar aja".
"oow itu kakak ga ngerti juga itu bukan bagian kakak" sahut pegawai mungkin membela diri. tapi thank uda mau dengar curcol kami.. :)
Busyeeeeet dah, salah satu Perusahan Daerah yang ada di kota Banda Aceh berani berbuat gitu sama kami rakyat yang tak punya daya.
gue cuma HERAN..
Pertama, kok bisa tanpa pemakaian air dikenakan juga biaya nya. oke kalau untuk beban kami terima dan dengan senang hati bayar, kalau dihitung bebannya aja ga sampai segitu, dari 5 bulan 2 bulan yang biaya pemakaian air nya 0 (nol) selebih nya gatau datang dari mana biaya pemakainya airnya.
Kedua, niat pertama cuma mau ngecek dan bayar, gara-gara disuruh cek barometer fakta lain terkuak, ternyata angka barometernya bisa berubah. di barometer 806 m3 ternyata di komputer norak itu bisa muncul 828 m3. Padahal gue ga ngerti tu tentang barometer, aaah dikibulin sama barometer sialan.
ketiga, ketika di bilang "bayar aja, cuma segitupun" hah rasanya pengen muntah, HELLOOO its not about money.
TIDAK... BUKAN KARENA GAK SANGGOP BAYAR. BUKAN KARENA GA PUNYA UANG tapi kejujuran dari PH ini patut dipertanyakan, kemana.. kemana.. kemana.. kejujuran itu ??
keempat, seharusnya bayarnya Rp. 69.300 kami harus bayar Rp. 69.500 bukan karena kami ga rela dengan duet dua ratus perak itu, tapi kebanyang kan kalau ada 1000 (seribu) pelanggan atau lebih yang kejadiannya gini, berapa uda untung yang diraih, dan berapa udah duet orang yang diambil. MAKAN TU DUET !!
Kelima, kalau salah apa susahnya sih minta maaf. Pelanggan pasti maklum, tidak ada yang sempurna, sistem yang uda di rancang sedemikian canggih pun bisa saja ERROR. tapi NIHIL. kata Maaf itu mahal. DUET segalanya, intinya bayar.. bayar..bayar..
kalau kami harus bayar tepat waktu dan ga boleh kurang (lebih bole) harusnya pelayanan pun harus sesuai dan bagus, kan kami uda bayar lebih.
kalau kami harus bayar tepat waktu dan ga boleh kurang (lebih bole) harusnya pelayanan pun harus sesuai dan bagus, kan kami uda bayar lebih.
huuuf... akhirnya gue tau ooow begini politik perusahan air minum itu mencari laba dengan menaikkan angka meteran dan membulatkan nominal uang.
CAKEEEEP triknya, jempol deh..
Moga Aja Gak Ketahuan.. Ingat Allah Maha Melihat. Baik atau Buruk Masing-Masing Bertanggung Jawab atas Dirinya Sendiri. :)
*mikir* entah udah berapa kejadian ya udah kek gini. pokoknya nilainya A+ deh
kayaknya para pengusaha berpikir rakyat ga tau apa-apa yaa ?????
padahal air itu bukan mereka yang ciptakan, mereka hanya memanfaatkan saja yang sudah di anugerahkan Tuhan.
No comments:
Post a Comment