Diceritakan, ada seorang yang kafir majusi yaitu orang kafir yang menyembah api. Suatu waktu ramadhan, anak laki-lakinya yang juga pemeluk majusi, ikut
membantu ayahnya berjualan sayur di pasar. Sang ayah meskipun tidak
berpuasa spt layaknya muslim, tapi dia tidak makan bila diketahui orang
lain. Beda dengan si anak, dengan santainya dia makan di tengah pasar.
Melihat hal tsb, sang ayah segera memukuli anaknya, sambil berkata, “Hai anak bodoh, apa kamu tidak tahu kalau sekarang adalah ramadhan? Apa kamu tidak tahu kalau sekarang umat muslim sedang berpuasa? Kenapa kamu menyakiti umat muslim dengan makan di tengah pasar? Meskipun bapakmu ini majusi, tapi aku tak pernah menyakiti umat muslim. Aku menyukai mereka. Andai aku bukan pemuka majusi, mungkin sudah sejak dulu bapakmu ini muslim. Aku menyukai ramadhan dan mengagungkannya, hingga bapakmu tidak pernah makan di waktu siang.”
Sambil memarahi lelaki majusi menghajar anaknya hingga babak belur, di tengah pasar, disaksikan puluhan orang.
Melihat hal tsb, sang ayah segera memukuli anaknya, sambil berkata, “Hai anak bodoh, apa kamu tidak tahu kalau sekarang adalah ramadhan? Apa kamu tidak tahu kalau sekarang umat muslim sedang berpuasa? Kenapa kamu menyakiti umat muslim dengan makan di tengah pasar? Meskipun bapakmu ini majusi, tapi aku tak pernah menyakiti umat muslim. Aku menyukai mereka. Andai aku bukan pemuka majusi, mungkin sudah sejak dulu bapakmu ini muslim. Aku menyukai ramadhan dan mengagungkannya, hingga bapakmu tidak pernah makan di waktu siang.”
Sambil memarahi lelaki majusi menghajar anaknya hingga babak belur, di tengah pasar, disaksikan puluhan orang.
Diceritakan, ada seorang ulama yang tinggal di daerah itu, dalam sebuah mimpi dari ulama tersebut diperlihatkan kehidupan alam Barzah
(alam kubur) sehingga ulama tersebut bisa melihat kenikmatan-kenikmatan
alam kubur. Bertepatan dengan itu, diperlihatkan dalam mimpi itu, ulama
melihat orang majusi masih bersenang-senang di dalam taman surga. Ulama itu tidak melihat dengan samar, namun dengan jelas melihat bahwa yang dilihatnya adalah orang majusi yang dia kenal dulu di dunia sewaktu dia masih hidup.
Ulama tersebut kaget dan heran, kenapa orang kafir majusi masuk surga?
Dengan segera, ulama itu menemui orang kafir majusi dan bertanya, kenapa kamu berada di sini (taman surga), anda kan seorang majusi? Aku tidak percaya! Jawab orang kafir majusi itu: memang benar, aku orang kafir
majusi, ketika aku meninggalkan dunia saya juga heran. Apa sebabnya aku
diberikan kenikmatan yang seperti ini? Oleh sebab itu, aku (orang majusi itu) akan menceritakan keadaanku ketika meninggal dunia adalah seperti ini :
Artinya : ketika aku mati, saya mendengar sesuatu dari atasku, hai malaikat-malaikat-Ku janganlah kalian meninggalkan orang majusi ini dan dikumpulkan dengan kaum majusi, kecuali kalian memuliakannya dan dikumpulkan bersama-sama dengan orang yang menetapi islam, karena orang majusi ini mau menghormati bulan ramadhan.
Itulah sebab-sebab yang tidak disangka-sangka orang majusi dalam cerita di atas masuk surga yang dikarenakan Allah memberikan iman ketika orang majusi itu menghormati bulan ramadhan.
Sebagaimana firman Allah :
Artinya : Sesungguhnya Allah mengampuni siapa saja yang Ia kehendaki
Sumber:
menyelami Samudra Durratrul Nasihin
سَمِعْتُ وَقْتَ الْمَوْتِ نِدَاءً مِنْ
فَوْقِى, يَامَلاَئِكَتِىْ لَاتَتْرَكُوْهُ مَجُوْسِيًّا فَأَكْرِمُهُ
بِالْاِسْلاَمِ بِحُرْمَتِهِ لِرَمَضَانَ
Artinya : ketika aku mati, saya mendengar sesuatu dari atasku, hai malaikat-malaikat-Ku janganlah kalian meninggalkan orang majusi ini dan dikumpulkan dengan kaum majusi, kecuali kalian memuliakannya dan dikumpulkan bersama-sama dengan orang yang menetapi islam, karena orang majusi ini mau menghormati bulan ramadhan.
Itulah sebab-sebab yang tidak disangka-sangka orang majusi dalam cerita di atas masuk surga yang dikarenakan Allah memberikan iman ketika orang majusi itu menghormati bulan ramadhan.
Sebagaimana firman Allah :
انّ الله يغفر لمن يشاء
Artinya : Sesungguhnya Allah mengampuni siapa saja yang Ia kehendaki
Sumber:
menyelami Samudra Durratrul Nasihin