Uda pada nonton film “Tanah Surga, katanya..” . terharu
banget dengan jalan ceritanya. Keren. Jempol buat filmnya. Sarat makna banget
deh. Problematika kemelaratan yang
ironis di perbatasan di gambarkan begitu mendalam, rasa nasionalisme yang di miliki harus di hadapi dengan pahit,
dimana pemerintah ? tidak bisakan melihat bagaimana kehidupan masyarakat di
perbatasan sana. Sungguh sangat ironis, bagaimana tidak ? mereka tidak mengenal
rupiah, tau nya ringgit. Mereka lupa dengan lagu kebangsaan, hafal nya lagu
lawas Koes Plus “Kolam Susu”.
Tanah surga, katanya... ya.
Negeri ini sungguh sangat kaya raya. Film garapan sutradara Herwin
Novianto dan di produseri oleh Deddy Mizwar, di tambah pemain-pemain yang
sangat ciamik. Sentuhan musik tradisional dan Keindahan alam Kalimantan Barat
yang eksotis terlihat begitu megah dan indah.
Cerita tentang seorang kakek (Hasyim) yang tinggal dengan
kedua cucunya (Salman dan Salina) yang tinggal di perbatasan Indonesia dan
Malaysia. Ayah (Haris) kedua anak tersebut, sudah lama merantau ke Malaysia dan
sudah membuka usaha sendiri disana, mengajak serta anak nya untuk pindah
kesana, tapi Salman bertekad untuk tetap tinggal bersama sang kakek.
Yang membuat saya terharu, ketika melihat Salman yang memiliki nilai nasionalisme yang sangat
tinggi, berlari membawa Sang Saka Merah putih yang ditukarnya dengan sarung di
pasar malaysia, dengan di iringi lagu “Tanah Air” sebagai backgroundnya.
Tidak hanya itu yang sangat menarik dan buat merinding ketika
Salman membacakan puisi di depan para Pejabat yang berkunjung ke daerah nya,
berikut puisi nya :
“bukan lautan hanya kolam susu, katanya..
Tapi kata kakekku hanya orang-orang kaya yang bisa minum
susu
kain dan jala cukup menghidupimu,katanya..
Tapi kata kakekku, ikan-ikan kita di curi oleh banyak negara
Tiada badai tiada topan kau temui, katanya...
Tapi kenapa ayah ku tertiup angin ke Malaysia
Ikan dan udang menghampiri dirimu, katanya...
Tapi kata kakekku, awaass !! ada udang di balik batu
Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu
jadi tanaman, katanya...
Tapi kata dokter intel belum semua rakyatnya sejahtera,
banyak pejabat yang menjual kayu dan batu untuk membangun surganya sendiri...”
*prok-prok* spontan tepuk tangan yang luar biasa untuk puisi
ini, makna begitu mendalam. Tidak taukan pemerintah tentang itu semua ? atau
hanya diam menyaksikannya ?? kemana
hasil semua kekayaan negeri ini ? bukankah tanah surga katanya.. ? semoga
pemerintah sadar dan membuka mata nya untuk melihat fenomena yang terjadi di
negeri ini.
Kejadian miris seperti itu tidak hanya terjadi di perbatasan
negara saja, tapi juga terjadi di berbagai belahan negeri ini,banyak anak-anak
yang sekolah dengan seadanya dan malah masih banyak yang tidak bisa sekolah.
Masih banyak orang sakit yang di diami
di rumah dengan alasan rumah sakit yang
jauh dan mahal nya biaya pengobatan. Apa yang harus di lakukan untuk
negeri yang tanah surga katanya, untuk menuju kesejahteraan rakyatnya ? {}
*sumber : http://m.kompasiana.com/post/film/2012/08/27/film-tanah-surga-katanya-iron-kebangsaan-dalam-kemelaratan-di-perbatasan/
No comments:
Post a Comment